Minggu, 29 Desember 2013

PENGARUH STATUS SOSIAL TERHADAP SIKAP SESEORANG


Pada dasarnya setiap manusia dilahirkan sama. Namun,yang membedakan seseorang hanya berdasarkan gender dan status sosial saja. Adakalanya seseorang merasa beruntung karena terlahir dari seseorang yang secara status sosial memiliki penghasilan dan berkehidupan yang lebih dari cukup. Dan sebaliknya, tidak sedikit manusia yang merasa bahwa berkehidupan tidak cukup dan serba kekurangan, sehingga mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan kehidupan yang layak seperti orang-orang.
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin maju, banyak yang salah menyalahgunakan harta dan tahta. Mereka yang mempunyai banyak uang justru menghambur-hamburkannya dengan bersenang-senang dan membeli barang mewah. Semua kebutuhan anggota keluarga mereka akan dipenuhi dengan mudahnya. Dan seorang anak yang berusia dibawah umur pun juga dapat menikmati fasilitas orang tuanya, sepeti gadget, pakaian mahal, dan kendaraan yang berharga sangat fantastis. Tidak dapat dipungkiri, kebebasan yang diberikan orang tua dapat membawa masalah. Tidak sedikit anak yang berusia dibawah umur diizinkan untuk mengendarai kendaraannya sendiri oleh orang tuanya, yang pada akhirnya berakibat pada kecelakaan yang membahayakan diri sendiri dan tentunya merugikan orang lain.
Sebenarnya kembali ke diri sendiri, bahwa pada dasarnya kita harus bersyukur dengan apa yang telah kita miliki. Jika kita diberi harta yang berlebih maka sebaiknya digunakan dengan sebaik-baiknya dan tidak perlu dihambur-hamburkan. Kita harus ingat bahwa diluar sana banyak orang yang lebih membutuhkan dan ada baiknya jika kita bersedekah. Di balik itu kita juga akan mendapatkan pahala jika memberikannya dengan ikhlas. 

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN MANAGER


Perusahaan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat karyawan yang bekerja untuk mendapatkan kompensasi. Biasanya didalam perusahaan terdapat berbagai macam jabatan. Pada dasarnya jabatan tersebut telah disesuaikan dengan kemampuan sang karyawannya itu sendiri. Jabatan yang biasanya terdapat dalam perusahaan mulai dari manager, karyawan tetap, dan staff. Tidak dapat dipungkiri bahwa jabatan manager merupakan jabatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Karena sang manager yang menghandle semua pekerjaan para karyawannya.
Namun, sering kita temui para manager yang memiliki sikap semaunya,arogan, dan angkuh yang membuat karyawannya tidak nyaman bekerja. Dengan demikian, tidak sedikit karyawan yang mengundurkan diri dari perusahaan karena merasa tidak dihargai dan telah dianggap remeh. Sesungguhnya, tugas manager adalah menghandle pekerjaan para karyawannya dengan memberikan masukan-masukan yang dapat membangun motivasi serta kreatifitas para karyawannya. Karena manager dan karyawan seharusnya mempunyai satu tujuan yang sama yaitu membangun perusahaan agar lebih maju dan berkembang. Dengan demikian, sang manager akan mendapat penghargaan dan para karyawan akan mendapatkan kompensasi, dan jika pekerjaan mereka bagus maka akan naik jabatan.
Perusahaan akan berjalan baik jika orang-orang yang bekerja didalamnya memiliki sikap sportif, jujur, dan bertanggung jawab. Karena dengan sikap sportif maka akan terbangun sikap saling menghargai satu sama lain. Dengan adanya sikap jujur, tidak akan ada pihak yang merasa dirugikan. Dan jika semua orang berkerja dengan penuh tanggung jawab, maka semua pekerjaan akan selesai tepat waktu dan tidak akan terbengkalai.

Kamis, 05 Desember 2013

KEPRIBADIAN NILAI DAN GAYA HIDUP


A.      GAYA HIDUP
Gaya hidup menurut Kotler (2002, p. 192)adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael (1984, p. 252), gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time (activities), what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions)”.
Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002, p. 282), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001, p. 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen.

B.      KEPRIBADIAN DIRI
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan. Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :

Kepribadian yang sehat

·         Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
·         Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
·         Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
·         Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
·         Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
·         Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)

Kepribadian yang tidak sehat

·         Mudah marah (tersinggung)
·         Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
·         Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
·         Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
·         Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
·         Kebiasaan berbohong
·         Hiperaktif
·         Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
·         Senang mengkritik/mencemooh orang lain
·         Sulit tidur
·         Kurang memiliki rasa tanggung jawab

Faktor-faktor penentu kepribadian :

·         Faktor keturunan

Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.

Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor 
keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.

 

·         Faktor Lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuknorma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain

                        Sumber :

MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU


Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu, sedangkan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar. 

Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial. Pembahasan yang berkaitan dengan psikologi (sosial) hampir selalu menyertakan unsur sikap baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian pembahasannya. 

Hubungan sikap dan perilaku pada mata pelajaran Perilaku konsumen yang saya pelajari di smester 5 ini mungkin untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen mempengaruhi sikap dan perilaku, ataupun sebaliknya sikap dan perilaku mempengaruhi perilaku konsumen. 

Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu : 
  1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas. 
  2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
  3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian. 
Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, prose terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap untuk mengetahui efek dan perannya baik sebagai variabel bebas maupun sikap sebagai variabel tergantung Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah akibat dari pengetahuan konsumen. 

Menurut Mowen dan Minor kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, manfaatnya. Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan suatu produk dan atributnya kepada konsumen. Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut tersebut. 

Berikut adalah beberapa karakteristik sikap antara lain : 
  1. Sikap positif, negatif, netral.
  2. Keyakinan sikap.
  3. Sikap memiliki objek.
  4. Konsistensi sikap.
  5. Resistensi sikap. 
Empat fungsi sikap yang bisa digunakan oleh pemasar sebagai metode untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk dan atributnya menurut Daniel Katz antara lain : 
  1. Fungsi utilitarian.
  2. Fungsi mempertahankan ego.
  3. Fungsi ekspresi nilai.
  4. Fungsi pengetahuan. 
Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah model multi atribut yang terdiri dari tiga model : the attittude toward-object model, the attittude toward-behavior model, dan the theory of reasoned-action model. Model ini menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model ini menekankan tingkat kepentingan yang diberikan kosumen kepada suatu atribut sebuah produk. Model sikap lainnya yang juga sering digunakan adalah model sikap angka ideal. Model ini memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk sekaligus memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasa suatu produk. Perbedaannya dengan model multi atribut adalah terletak pada pengukuran sikap menurut konsumen. 

Komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :

1. Kognitif (cognitive) 

Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu. 

2. Afektif (affective) 

Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu. 

3. Konatif (conative) 

Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi. 

Sikap memiliki beberapa karakteristik, antara lain: arah, intensitas, keluasan, konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan Hawkins dkk, 1986). Karakteristik dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas menunjukkan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu bisa berbeda tingkatannya. Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan luas mana kesiapan individu dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara spontan. Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek. 

SUMBER :


http://linieasmara3ea17.blogspot.com/2012/11/mempengaruhi-sikap-dan-perilaku.html

PENTINGNYA PERAN PENDIDIKAN


Pendidikan pada dasarnya merupakan hal terpenting belakangan ini. Program pemerintah yang mewajibkan sekolah 9 tahun, sepertinya belum sepenuhnya terpenuhi. Tidak sedikit masyarakat yang memutuskan pendidikan karena terbatasnya biaya. Kini lapangan pekerjaan semakin sempit. Lahan untuk mereka yang berpendidikan rendah semakin dibatasi.

Pendidikan adalah salah satu hal yang penting kita perhatikan, pentingnnya pendidikan sangat terlihat jelas. Melamar pekerjaan yang layak tentu membutuhkan ijazah sesuai dengan jabatan yang akan kita lamar. Jabatan yang tinggi tentunya membutuhkan orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga yang dibuktikan dengan ijazah. Tapi apakah ijazah yang notabene merupakan simbol tingkat pendidikan sesorang berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini patut kita perhatikan dan amati bersama, apalagi di era globalisasi yang penuh persaingan dan tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan kompetisi tersebut.
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

PENTINGNYA KEADILAN BAGI MANUSIA


Pada dasarnya keadilan hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai dengan haknya. Yang menjadi hak setiap orang adalah diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, yang sama derajatnya serta sama hak dan kewajibannya, tanpa membedakan suku, keturunan, dan agamanya. Sedangkan setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda, hal tersebut secara alamiah membentuk kelompok-kelompok dalam masyarakat. Di negara Indonesia persamaan hak dan derajat masing-masing orang adalah sama, seperti tercantum dalam pasal 27 ayat 2 “Hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” hal ini menegaskan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk membangun kehidupannya masing-masing menjadi lebih baik. Jika kita liat pada saat ini, seorang miskin yang ingin berobat ke rumah sakit, dibandingkan dengan seorang kaya yang sedang berobat. Pasti pelayanan yang diberikan sangat berbeda, ini dikarenakan si kaya memiliki financial yang lebih baik dari si miskin. Si miskin bisa-bisa tidak dilayani, ini merupakan perbedaan hak yang sangat jelas dalam kehidupan sekarang. Namun, kenyataan kesempatan itu tidak dimiliki menyeluruh oleh masyarakat di Indonesia, dalam berbagai aspek misalnya: lapangan pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal yang layak, masih banyak yang belum diperoleh oleh masyarakat banyak di Indonesia.
Sebenarnya, ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, pertentangan, kesenjangan dan disintegrasi bangsa. Dalam kehidupan berbangsa, ketidakadilan dapat menimbulkan perilaku anarkis dan pertikaian antar golongan, bahkan dalam pertikaian antar suku bangsa dapat menyebabkan perpecahan wilayah. Sedangkan dalam kehidupan bernegara, perbuatan tidak adil dapat menyebebkan negara mengalami hambatan dalam menjalankan roda pemerintahan sehingga mengalami keterpurukan dan berdampak pada penderitaan rakyat. Dengan demikian keadilan adalah persyaratan bagi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan negara.

SIKAP MOTIVASI DAN MAWAS DIRI


MOTIVASI
Pengertian umum motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,arah,dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi merupakan alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan “saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi”. Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat. Motivasi  secara etimologi adalah dorongan  atau daya penggerak  yang ada daya penggerak  yang berada dalam  diri seseorang  untuk melakukan  suatu tindakan  untuk mencapai sebuah tujuan. Ada beberapa pengertian menurut para ahli,antara lain :
o    Sujono Trimo,pengertian motivasi adalah suatu kekuatan  penggerak dalam prilaku  individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan arah maupun daya ahan (perintence)  tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula ungsur-ungsur  emosional insane  yang berasangkutan
o    Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal ) atau perangsang.
o    Fredrick J. Mc Donal, memberikan sebuah pernyataan yaitu motivasi adalah perubahan energi pada diri dari seseorang yang ditantai dengan perasaan  dan juga reaksi untuk mencapai sebuah tujuan.
Fungsi Motivasi menurut para ahli,yaitu:
o    M. Ngalim Purwanto ada tiga fungsi motivasi dalam belajar,antara lain
1.        Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau motor yang memberi energi (kekuatan) seseorang untuk melakukan suatu tugas.
2.       Motif itu merupakan arah perbuatan, yakni kearah perwujutan cita-cita atau suatu tujuan.
3.       Motiv itu menyeleksi suatu perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan yang mana harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.
o    Dr. S. Nasution, MA. Bahwa fungsi motivasi adalah sebagai berikut
1.        Mendorong manusia untuk berbuat.
2.       Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang ingin dicapai.
3.       Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.
o    Mulyadi dalam bukunya “Psikologi pendidikan” mengungkapkan pendapat De Cocco, tentang masalah motivasional yang dihadapi guru dalam rangka menghadapi situasi dan memelihara suasana belajar, yaitu empat macam fungsi motivasi
1.        Fungsi Penggugahan (Arousal Function),belajar tidak akan terjadi apabila tidak ada penggugah atau minat secara  emosional yang telah ada pada diri siswa. Setela siswa tergugah minatnya, maka tugas guru selanjutnya  adalah mengikat perhatian siswa agar senantiasa terikat dalam suasana belajar.
2.       Fungsi Penggarapan (Expectancy Function),jika ada dorongan belajar belum muncul pada  diri siswa dan pada dirinya ditetapkan  segemgam harapan untuk memahami, memiliki dan juga menguasai kecakapan, ketrampulan dan juga pengetahuan setelah menyelesaikan tugas belajarnya.
3.       Fungsi Pengajaran (Incentive Function),untuk mendorong siswa belajar secara optimal, guru perlu memberi ganjaran ataupun hadiah yang setimpal dengan usaha siswa dalam mencapai apa yang diinginkan, siswa yang merasa mudah dapat memecahkan dan juga menyelesaikan persoalan yang dihadapinya akan menjadi puas dan kepuasan itu membentuk semacam “Reward” bagi dirinya.
4.       Fungsi Pengaturan Tingkah Laku (Diciplinary Function),agar belajar berjalan secara optimal diperlukan adanya pengaturan tingkah laku secara optimal dan juga relevan dengan keadaan siswa. Guru wajib menanamkan disiplin pada diri siswa agar senantiasa mereka berada dalam situasi belajar.
Motivasi merupakan suatu hal yang penting dalam mencapai suatu tujuan, tanpa motivasi seseorang akan sulit atau bahkan tidak akan bisa mencapai tujuannya. Dengan memiliki motivasi yang besar seseorang bisa dapat terarah dalam proses pencapaian tujuan dan tidak akan mudah menyerah walaupun banyak hambatan yang menghadang. Motivasi yang kita miliki harus selalu kita tanam dan kita kuatkan dalam benak kita agar hal yang ingin kita capai tidak tergohakan atau berhenti “ditengah jalan”. Selalu memiliki motivasi yang kuat dan semangat yang besar dalam menjalankan kehidupan akan membuat hidup kita menjadi lebih baik. Maka dari itu mulai sekarang marilah kita selalu menanamankan motivasi-motivasi yang membuat kita lebih bersemangat untuk mencapai keinginan atau tujuan kita.
Mawas Diri
Mawas diri menurut kamus besar Bahasa Indonesia edisi kedua,balai pustaka 1993, adalah melihat (memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi,kita harus mawas diri agar kita jangan membuat kesalahan yang sama. Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo adalah meninjuai kedalam hati nurani kita untuk mengetahui benar tidaknya suatu tundakan yang telah kita ambil, secara psikiologi usaha tersebut dapat dinamakan sebagai intropeksi yang pada dasarnya merupakan pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan.
Mawas diri merupakan sikap waspada atau berhati-hati dalam bertindak. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari mawas diri merupakan suatu tindakan yang penting untuk dilakukan agar kita tidak salah dalam mengambil sebuah keputusan. Sikap mawas diri juga bisa disebut sebagai pembatas atau pengontrol dalam kehidupan sehingga kita tidak akan terjurumus jalan yang salah. Namun bila sikap mawas diri itu menjadi berlebihan dalam diri seseorang,maka sikap mawas diri itu akan berubah menjadi ketakutan yang akan menghambat kemajuan orang tersebut. Orang itu akan sangat berhati-hati dan akan takut dalam mengambil sebuah keputusan dan tantangan hidup yang dapat membuat kehidupannya tidak akan menjadi lebih baik.
Jadi dalam menjalankan kehidupan motivasi merupakan hal yang perlu ditanamkan dalam hati kita agar kita tidak mudah menyerah dan harus disertai sikap mawas diri yang baik sehingga tujuan yang selama ini kita inginkan dapat terwujud dan kehidupan kita akan menjadi lebih baik.
Sumber: