Kamis, 03 Oktober 2013

Pengaruh Pemberian Kompensasi kepada Kinerja Karyawan



Pada dasarnya semua orang membutuhkan uang. Namun, untuk mendapatkannya kita dituntut untuk berusaha. Seperti apa usahanya???misalnya kita bekerja untuk mendapatkan uang atau yang biasa disebut dengan kompensasi.  Besarnya kompensasi biasanya dilihat dari tingkat jabatan. Semakin tinggi jabatan, maka semakin tinggi pula kompensasi yang akan peroleh. Terkadang, tidak sedikit orang yang mengabaikan kewajibannya. Dengan jabatan yang tinggi, seseorang suka seenaknya sendiri mengabaikan kewajibannya dikarenakan tanpa ia bekerja pun, ia akan dapat kompensasi yang sama besarnya.
Terkadang perusahaan memberikan bonus atau sebagainya yang dapat memicu semangat para pekerja untuk menyelesaikan tugasnya dengan pencapaian target. Pemberian kompensasi tinggi tidak selamanya berdampak negatif. Dengan diiming-imingi kompensasi tinggi, biasanya para pekerja berbondong-bondong meningkatkan kinerja mereka. Tujuannya agar para pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu dan si pemimpin akan memberikan bonus.
Dengan demikian, tinggi rendahnya kompensasi dapat mempengaruhi kenerja karyawan. Jika karyawan bekerja dengan baik dan dapat memenuhi target yang diharuskan oleh perusahaan, maka ia akan mendapatkan imbalan berupa kompensasi dan bonus. Oleh sebab itu karyawan dituntut untuk bekerja dengan sebaik-baiknya jika ingin mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan pencapaian mereka sendiri.

Peran Perbankan dalam Kehidupan Sehari-hari


Peran Perbankan dalam Kehidupan Sehari-hari

Di zaman sekarang tentunya kita tidak asing lagi dengan lembaga keuangan yang sering kita sebut bank. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang bertugas untuk mengimpun dan menyalurkan dana.  Masyarakat sering menggunakan untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan pekerjaan. Misalnya, untuk membayar listrik, telepon, dan lain-lain.  Sehingga masyarakat tidak perlu membayar secara langsung karena dengan mentransfer saja kita dapat melunasi berbagai macam tagihan tanpa harus mendatanginya.
Kita dapat menikmati fasilitas tersebut, jika kita sudah menjadi salah satu nasabah bank. Dengan menjadi nasabah bank kita dapat menyimpan dana dibank atau kita sering menyebutnya dengan menabung. Dengan begitu kita dapat memperoleh bunga setiap bulannya, dan jika menabung di bank akan lebih aman dibandingkan jika kita menyimpannya dirumah. Karena pihak bank telah mengantisipasi resiko-resiko yang mungkin saja terjadi, seperti misalnya pencurian atau membobolan mesin ATM.
Semakin berkembangnya zaman, perbankan kini menyediakan berbagai fasilitas, contohnya kredit. Kredit merupakan penyediaan uang oleh pihak bank berdasarkan kesepakatan pijnam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang diwajibkan melunasi hutangnya setelah jangka waktu yang telah ditentukan. Dengan begitu memudahkan para masyarakat yang ingin membuka usaha, dengan meminjam uang sebagai modal usahanya.
Dengan demikian dapat diuraikan bahwa perbankan mempunyai fungsi yang menguntungkan bagi masyarakat yang telah menjadi nasabah bank. Berbagai macam penghimpunan dana serta penyaluran dana telah difasilitasi oleh pihak bank. Setidaknya dengan adanya lembaga keuangan seperti bank, dapat mempermudah keperluan pribadi maupun keperluan pekerjaan.

Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen


Menurut Philip Kotler (2000:201) yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh dan Roni A. Rusli pengertian proses keputusan pembelian, yaitu : “Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi pembelian dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian”.
Sedangkan menurut Buchari Alma (2004:105) pengertian keputusan pembelian sebagai berikut:
“bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai serangkaian keputusan menyangkut, produk, merek, kualitas, model, waktu, harga, cara pembayaran, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam pengambilan keputusan ini ada saja pihak lain yang memberi pengaruh terakhir, yang harus dipertimbangkan kembali, sehingga dapat merubah seketika keputusan semula”.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition).Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://www.scribd.com/doc/41003313/16/Pengertian-Proses-Pengambilan-Keputusan-Pembelian-Konsumen


Segmentasi dan Analisis Demografi


SEGMENTASI PASAR
A.   Pengertian Segmentasi
Segmentasi pasar (marketing segmentation) merupakan suatu langkah awal pemasaran (marketing) untuk membagi-bagi berbagai macam konsumen yang ada di pasar dan memilih salah satu bagian dari segmen tersebut yang akan dijadikan target pemasaran (Marketing Target).
B.   Manfaat Segmentasi
1. Untuk mengidentifikasi pengembangan produk baru
2. Membantu mendesain program-program pemasaran yang paling efektif.
3. Memperbaiki alokasi strategi sumber daya pemasaran
C.   Kelemahan Segmentasi
Selain memiliki manfaat, segmentasi juga mempunyai kelemahan.  antara lain:
1. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan segmentasi pasar yang efektif, yaitu:
1.    Dapat Diukur (Measurability), yaitu informasi mengenai sifat-sifat pembeli yang mencakup ukuran, daya beli dan segmen yang dapat diukur. Misalnya, jumlah segmen masyarakat kaya sebagai calon pembeli mobil yang dijadikan segmen penjualan mobil Toyota Kijang.
2.    Dapat dijangkau (Accessibility), yaitu segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3.    Besarnya cakupan (Substantiality)yaitu tingkat keluasan segmen pasar dan menjanjikan keuntungan bila dilayani. Suatu segmen sebaiknya merupakan kelompok yang homogen dengan jumlah yang cukup besar, sehingga cukup bernilai jika dilayani dengan program pemasaran yang disesuaikan.
4.    Dapat dilaksanakan, yakni program yang efektif dapat dirancang untuk menarik dan melayani segmen tersebut. Sebagai misal, walaupun sebuah perusahaan angkutan antar kota mengidentifikasi sepuluh segmen pasar, namun stafnya terlalu sedikit untuk mengembangkan pemasaran terpisah bagi tiap segmen.

D.   Jenis-Jenis Segmentasi
Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
1. Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

ANALISIS DEMOGRAFI

Pada suatu pemasaran produk, analisis demografi harus dilakukan. Hal tersebut berguna untuk mengetahui trend demografis produk yang dipasarkan. Data dalam demografi pemasaran dapat terdiri dari usia, ras, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, mobilitas, kepemilikan rumah, lokasi, status, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Jika demografi konsumen telah di lakukan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan analisis demografi, agar demografi yang telah dilakukan dapat kita ketahui hasilnya setelah kita melakukan analisis atas demografi yang telah kita buat.

Manfaat
  1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
  2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia
  3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
  4. Pemperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Sumber: