Sabtu, 09 November 2013

INFLASI


Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terusmenerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bilakenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dariharga barang-barang lain, Boediono (1982: 155). Dalam praktek, inflasi dapat diamatidengan mengamati gerak dari indek harga. Tetapi di sini harus diperhitungkan ada tidaknya suppressed inflation (inflasi yang ditutupi).
Dampak inflasi adalah bila harga barang secara umum naik terus-menerus, maka masyarakat akan panik,sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi ada masyarakatyang berlebihan uang memborong barang, sementara yang kekurangan uang tidak  bisa membeli barang, akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauanyang ditimbulkannya. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush,akibatnya bank kekurangan dana dan berdampak pada tutup atau bangkrut, ataurendahnya dana investasi yang tersedia. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran, sehingga harga akan terusmenerus naik.
Sedangkan perkembangan inflasi di Indonesia, seperti halnya yang terjadi pada negara-negara berkembang pada umumnya, fenomenainflasi di Indonesia masih menjadi satu dari berbagai penyakit ekonomi makro yang meresahkan pemerintah terlebih bagi masyarakat. Memang, menjelang akhir  pemerintahan Orde Baru (sebelum krisis moneter) angka inflasi tahunan dapat ditekansampai pada single digit , tetapi secara umum masih mengandung kerawanan jika dilihat dari seberapa besar prosentase kelompok masyarakat golongan miskin yang menderitaakibat inflasi. Lebih-lebih setelah semakin berlanjutnya krisis moneter yang kemudian diikuti oleh krisis ekonomi, yang menjadi salah satu dari penyebab jatuhnya pemerintahan Orde Baru, angka inflasi cenderung meningkat pesat (mencapai lebih dari75 % pada tahun 1998), dan diperparah dengan semakin besarnya presentase golonganmasyarakat miskin. Sehingga bisa dikatakan, bahwa meskipun angka inflasi di Indonesia termasuk dalam katagori tinggi, tetapi dengan meninjau presentase golongan masyarakat ekonomi bawahyang menderita akibat inflasi cukup besar, maka sebenarnya dapat dikatakan bahwa inflasi di Indonesia telah masuk dalam stadium awal dari hyperinflation.

Sumber:
Atmaja, Adwin. 1999. INFLASI DI INDONESIA: SUMBER-SUNMBER PENYEBAB DAN PENGEN DALLANNYA, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonoi, Universitas kristen Petra.
Bank Indonesia. 2010. Data Inflasi, (Online), (diakses dari (http://www.bi.go.id/Moneter/Inflasi/Data+Inflasi/ ,pada 11 November 2010).
Boediono. 1982. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro Edisi 4. Yogyakarta; BPFE.
Nopirin. 2000. Ekonomi Makro, Buku2, Edisi1. Yogyakarta: BPFE.
Putong, Iskandar. 2002. Ekonomi Mikro&Makro, Jilid2. Jakarta; Ghalia Indonesia.
Soleh, Muhammad. 2008. Perkembangan Moneter(Inflasi) Indonesia, (Online), (diakses dari http://muhammadsoleh.blogspot.com/2008/02/perkembangan-moneter-inflasi-indonesia.html, pada 27 September 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar